This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 08 November 2012

Menjaga Komitmen Bersama Lembaga


             Tanpa kita sadari akhir bulan telah tiba dan kita perlu melihat apa yang sudah kita lakukan selama ini. Kita juga melihat kembali komitmen yang pernah kita sepakati bersama, komitmen merupakan suatu hal yang tidak seindah ungkapannya dan tidak semudah penuturannya. Orang yang paling merugi dalam kehidupannya adalah orang yang tidak bisa berkotmitmen dalam kebaikan. Begitu juga dalam menjalankan usaha, dukungan karyawan tentunya menjadi salah satu bagian penting yang mempengaruhi sukses atau tidaknya suatu usaha. Apabila dedikasi dan komitmen dari karyawan cukup kuat, maka bisa dipastikan konsumen pun akan merasa senang dan hasil yang didapatkan juga maksimal. Namun begitu juga sebaliknya, bila komitmen karyawan rendah maka kemungkinan besar usaha anda tidak akan berkembang sampai puncak kesuksesan.
            Apabila menghendaki supaya komitmen tetap tumbuh dan rasa saling percaya semakin kuat, masing pihak harus menjaga jalur komunikasi. Hal tersebut dapat dalam bentuk seorang pemimpin harus dapat mengkomunikasikan apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan dan apa langkah-langkah yang perlu diambil. Selain itu karyawan juga harus dapat mengkomunikasikan kepada pemimpin hambatan yang dirasa atau menganjal sehingga masing-masing pihak dapat menjaga komitmen dengan baik.

Rabu, 03 Oktober 2012

Kajian Penyusunan laporan Koperasi di Jawa Timur



Dalam menghadapi era globalisasi, sebanyak 189 negara yang tergabung dalam Dewan Milenium, pada September 2000 di markas Perserikatan Bangsa- bangsa (PBB) telah menyepakati suatu kerangka pembangunan global untuk perbaikan dan pencapaian kehidupan masyarakat dunia yang layak. Kerangka tersebut dituangkan dalam tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals, MDGs). Isi dari MDGs identik dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Tiga dari delapan tujuan pembangunan milenium yang dideklarasikan adalah mengentaskan kemiskinan dan kelaparan, mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta menjamin keberlangsungan lingkungan hidup (Kusmuljono, 2007). Dalam konsep MDGs Indonesia termasuk dalam kategori miskin. Jumlah masyarakat miskin di Indonesia pada akhir tahun 2005 adalah sebanyak 15%. Pada akhir tahun 2006 BPS dengan segala bentuk Justifikasinya menyatakan orang miskin bertambah menjadi 17,5% dari rakyat Indonesia, sedangkan Bank Dunia pada Bulan Agustus 2006 secara tegas mengumumkan bahwa lebih dari seratus juta rakyat Indonesia tergolong miskin. Sebagian besar penduduk miskin di Indonesia adalah perempuan, dan tidak kurang dari 6 juta orang diantaranya adalah kepala rumah tangga miskin dengan pendapatan rata-rata dibawah Rp. 10 ribu perhari. Persoalan perempuan miskin adalah persoalan struktural dengan faktor penyebab dan kendala yang tidak tunggal antara lain adanya keterbatasan kaum perempuan untuk memperoleh pendidikan, memperoleh akses ekonomi, berorganisasi dan lain sebagainya masih tetap berlaku. Budaya tradisional yang berideologi patriikhi dimana adanya ketimpangan gender dalam seluruh aspek kehidupan merupakan kondisi utama yang menghantarkan perempuan pada kemiskinan yang berkepanjangan. Untuk menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya,  sebagian kaum perempuan melibatkan diri dalam berbagai usaha yang produktif ada pula yang bergabung dalam wadah memiliki legalitas seperti koperasi.
Koperasi menciptakan peluang bagi perempuan untuk membantu diri sendiri. Lebih dari 800 juta orang diseluruh dunia sudah menjadi anggota koperasi. Meskipun koperasi lebih memberi fokus untuk memenuhi kebutuhan lokal para anggotanya, mereka juga bekerjasama dan terkait secara global. Mereka sama-sama mendukung dan mempraktekkan nilai maupun prinsip yang terkandung dalam ICIS (Pernyataan Internasional tentang Jatidiri Koperasi). Basis demokrasi dan kombinasi tujuan sosial ekonomi yang unik menempatkan koperasi sebagai lembaga ideal yang berperan untuk meningkatkan kelayakan globalisasi. Sesuatu yang telah mereka praktekkan selama beberapa generasi. Dalam banyak hal koperasi adalah cermin dan lebih menampakan wajah kemanusiaan dari globalisasi yang mementingkan uang dan modal semata-mata. (Wagiono Ismangil, 2007). Bukan tidak mungkin untuk menghadapai era persaingan pasar bebas pengembangan peran perempuan melalui koperasi wanita (kopwan), akan menjadi salah satu titik balik yang menjadikan era globalisasi sebagai pembukaan kesempatan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menunjukkan eksistensi dalam kancah perekonomian dunia.
Program penggalakan koperasi sebagai wujud pemberantasan kemiskinan berjalan dari tingkat nasional sampai pada tingkat kabupaten/kota. Pemerintah melaksanakan beberapa program yang ditujukan untuk dapat menstimulus perkembangan koperasi tersebut. Salah satu program pemerintah yang cukup efektif dilakukan adalah memberikan modal usaha kepada koperasi-koperasi yang telah ada. Salah satu jenis koperasi yang menjadi tujuan program ini adalah koperasi simpan pinjam. Pada level Provinsi, terdapat beberapa Provinsi yang memiliki kinerja yang baik dalam hal pembinaan koperasi, khususnya koperasi simpan pinjam. Salah satu Provinsi yang melakukan pembinaan koperasi simpan pinjam dengan cukup bagus adalah Provinsi Jawa Timur. Di Provinsi Jawa Timur,perkembangan koperasi simpan pinjam sangat pesat pada beberapa tahun terakhir in terutama untuk koperasi wanita.
Pembentukan dan pembinaan koperasi wanita di Jawa Timur sejalan dengan arah kebijakan Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender dalam RPJMD Jawa Timur Tahun 2009-2014. Upaya  peningkatan  kualitas  kehidupan  dan peran  perempuan,  serta  kesetaraan  gender  antara lain :
1.      Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan
jabatan publik.
2.      Meningkatkan taraf  pendidikan,  dan  layanan  kesehatan, serta
bidang pembangunan lainnya, untuk mempertinggi kualitas
hidup dan sumber daya kaum perempuan.
3.      Meningkatkan kampanye anti-kekerasan terhadap perempuan
dan anak.
4.      Penguatan kelembagaan, koordinasi, dan jaringan pengarusutamaan   gender  dalam  perencanaan,  pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi  dari berbagai kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di   segala bidang, termasuk penyediaan data dan  statistik  gender, serta   peningkatan partisipasi masyarakat.

            Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas kehidupan dan peran  perempuan,  serta  kesetaraan  gender di dalam RPJMD Jawa Timur Tahun 2009-2014 juga menentukan arah kebijakan Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang merupakan organisasi ekonomi yang cocok untuk pengembangan ekonomi dalam rangka menempatkan peran perempuan dalam pembangunan. Sehinnga arah kebijaksanaan yang digunakan untuk memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata   kepemerintahan   yang   baik (good   governance)   dan berwawasan gender, dapat dilakukan untuk:
a.      Memperluas akses kepada sumber permodalan, khususnya perbankan.
b.      Memperbaiki lingkungan usaha, dan menyederhanakan prosedur perijinan.
c.      Memperluas dan meningkatkan kualitas institusi pendukung yang menjalankan fungsi intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha, teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi.

Kajian Penyusunan Laporan Kinerja Koperasi Wanita di Jawa Timur ini mempunyai tujuan diantaranya yaitu : a) Mengetahui perkembangan koperasi wanita dalam bentuk usaha simpan pinjam/unit simpan pinjam yang terbentuk tahun 2009 dan 2010. b) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Koperasi Wanita dalam bentuk usaha simpan pinjam/unit simpan pinjam yang terbentuk pada tahun 2009 dan 2010.
Kajian ini menggunakan beberapa tahap yang dimana untuk tahap pertama yaitu penelitian akan menggunakan berbagai dokumen kebijakan untuk mengidentifikasi ukuran kinerja yang tepat untuk menilai kinerja koperasi wanita dalam bentuk simpan pinjam/unit simpan pinjam yang pendiriannya tahun 2009 dan 2010 di bawah program pemerintah. Tahap kedua yaitu studi akan diarahkan untuk mendesain kuesioner yang akan digunakan dalam survey terhadap sampel koperasi wanita dalam bentuk usaha simpan pinjam/unit simpan pinajam pendirian tahun 2009 dan 2010. Pada tahap ketiga, hasil survey akan melalui proses sortingand classification berdasarkan kode yang relevan. Hasil sorting dan classification ini kemudian menjadi unsur utama dalam interpretasi dan elaborasi hasil survey.
Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka  kajian tentang Laporan Penyusunan Kinerja Koperasi Wanita di Jawa Timur pada tahun 2011 dapat di simpulkan sebagai berikut:

1.      Aspek Keuangan
Aspek Keuangan dan Struktur Modal, ditunjukkan dengan jumlah rata-rata simpanan wajib pada tahun 2009 sebesar Rp.1.358.152,54 dan tahun 2010 terjadi peningkatan rata-rata simpanan wajib sebesar Rp.1.417.864,28 dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2011, penjumlahan sampai bulan agustus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya, jumlah rata-rata dari simpanan wajib sebesar Rp.2.734.892,56. Kondisi jumlah rata-rata simpanan pokok koperasi wanita di Jawa Timur mengalami peningkatan, pada tahun 2009 jumlah rata-rata simpanan pokok sebesar Rp. 3.127.323 dan pada tahun 2010 jumah rata-rata simpanan pokok sebesar Rp.4.420.287, hal tersebut menunjukkan peningkatan. Pada  tahun 2011, simpanan pokok yang berhasil dikumpulkan oleh koperasi wanita sebesar Rp.5.324.387. Kondisi jumlah rata-rata simpanan sukarela seluruh koperasi wanita di Jawa Timur tiap tahunnya mengalami penurunan, tahun 2009 sejumlah Rp.9.500.694,05., tahun 2010 sejumlah Rp.3.859.994,30 sedangkan tahun 2011 sejumlah Rp.3.557.091,60. Jumlah rata-rata penerimaan hibah koperasi wanita di Jawa Timur tahun 2009 rata-rata hibah yang diterima oleh koperasi wanita di Jawa Timur sejumlah Rp.24.717.476,42 dan pada tahun 2010 sejumlah Rp.24.996.158,46 sedangkan tahun 2011 sejumlah Rp.25.205.877,95. Dari data tersebut terlihat bahwa pada tiap tahunnya jumlah hibah yang di terima koperasi wanita di Jawa Timur semakin meningkat. Kondisi rata-rata hibah penyertaan anggota koperasi pada tahun 2009, 2010 dan 2011, pada tahun 2009 sebesar Rp.2.401.373 koperasi wanita belum mampu mengumpulkan modal yang berasal dari hibah penyertaan anggota. Tetapi kondisi yang berbeda terjadi pada tahun 2010, hibah penyertaan anggota meningkat menjadi Rp. 2.569.600, untuk tahun 2011 mengalami peningkatan, rata-ratanya sebesar Rp.2.849.759. Kondisi rasio modal sendiri terhadap hibah koperasi wanita di Jawa Timur pada tahun 2009, proporsi modal sendiri sebesar 19% dari hibah yang diberikan oleh pemerintah. Tahun 2010 sebesar 25% dan tahun 2011 terjadi peningkatan nilai rasio modal sendiri terhadap hibah yaitu sebesar 49%. Hal ini menggambarkan bahwa kemandirian koperasi dalam hal penguatan modal semakin besar. Rasio modal sendiri terhadap modal lembaga keuangan tahun 2009 adalah sebesar 1,94 dan tahun 2010 terjadi kenaikan sebesar 2,18, sedangkan tahun 2011 mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebesar 22,55. Rasio modal sendiri terhadap hibah penyertaan pada tahun 2009 sebesar 11,39. Tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 10,98, sedangkan pada tahun 2011 terus mengalami penurunan sehingga nilainya 10,54. Dengan demikian menandakan nilai hibah penyertaan masih kecil sehingga kemandirian koperasi masih cukup tinggi. Tahun 2009 dana yang tidak produktif sebesar Rp.10.386.628,33. Kondisi yang berbeda terjadi pada tahun 2010, koperasi sudah lebih bisa memaksimalkan sebagian dana yang tidak produktif sehingga jumlahnya menjadi turun, sebesar Rp.8.221.663,17. Jumlah dana yang tidak produktif pada tahun 2011 sebesar Rp.5.858.179,92. Penurunan jumlah dana yang tidak produktif membuktikan bahwa koperasi wanita di Jawa Timur sudah semakin bisa mengoptimalkan dananya. Return on Assets (ROA) menggambarkan seberapa efisien manajemen koperasi menggunakan asetnya dalam menghasilkan profit. Rata-rata ROA Koperasi Wanita Jawa Timur pada tahun 2010 sebesar 0,92%, sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan sehingga rata-ratanya sebesar 13,71%. Rata-rata jumlah asset yang dimiliki oleh koperasi wanita di Jawa Timur pada tahun 2009 adalah sebesar Rp.29.228.730,36 dan tahun 2010 sebesar Rp.37.583.072,33. Pertumbuhan asset koperasi wanita terus bertambah, pada tahun 2011 yaitu menjadi sebesar Rp.41.339.053,87. Jumlah rata-rata pinjaman yang diberikan koperasi wanita di Jawa Timur tahun 2009 sebesar Rp.31.450.000,00. Pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2010, koperasi wanita mampu memberikan pinjaman dengan volume yang lebih besar sehingga mengalami pertumbuhan volume pinjaman sebesar Rp.34.170.713,01, sedangkan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.39.898.525,60. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan volume usaha koperasi wanita dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 tidak terjadi perubahan kondisi rasio pinjaman bermasalah terhadap total pinjaman. Kondisi yang berbeda terjadi pada tahun 2011, terjadi kenaikan rasio pinjaman bermasalah terhadap total pinjaman menjadi sebesar 0.038 %. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kapasitas produksi koperasi (walaupun kecil sekali) karena timbulnya pinjaman bermasalah.
2.      Aspek Partisipasi masyarakat

Perkembangan rata-rata anggota kopwan, dari tahun 2009 ke 2010 sebesar 47,89 %, sedangkan tahun 2010 ke 20111 sebsar 16,74%. Jumlah rata-rata anggota kopwan tahun 2009 sebanyak 34 orang, dan meningkat pada tahun 2010 dengan rata-rata jumlah anggota 50 orang, tahun 2011 dengan peningkatan rata-rata jumlah anggota 58 orang.

3.      Aspek Rencana Kerja Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Pembuatan Rencana Kerja (RK) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) dalam jangka panjang  yang sudah dibuat oleh Kopwan sebesar 70%, sedangkan 24 % koperasi wanita tidak memilikinya. Untuk Kopwan yang membuat RK dan RAPB jangka pendek 75% dan 18 % tidak membuat.

4.      Aspek Tata tertib 16 buku besar

Koperasi wanita yang mengerjakan dan memiliki 16 buku administrasi, sebesar 94 %, sedangkan sebesar 5 % tidak mengerjakannya dan 1 % lainnya mengatakan tidak berpendapat.

5.      Aspek Pengawasan

Pengawasan dalam Kopwan dapat dilakukan oleh pihak internal dan eksternal. Pengawasan dilakukan oleh pengawas internal sebesar 70%, auditor independent sebesar 25% dan pengawas dan auditor independen 5%. Jangka waktu pengawasan yang dilakukan secara semesteran 54%, triwulanan 28%, bulanan 14% dan tidak dilakukan pengawasan 4%.

6.      Aspek Kapasitas pengelola

Kapasitas pengurus  Kopwan, dapat diketahui berdasakan tingkat pendidikan pengurus. Pengurus yang memiliki tingkat pendidikan SMU sebesar 6%, tingkat SMP sebesar 57%, tingkat perguruan tinggi 2%  dan SD sebesar 35%. Sedangkan pengurus yang telah mengikuti pelatihan dari dinas koperasi sebanyak 81,11 %, 15,15 % diadakan koperasi itu sendiri, dan sisanya dari berbagai lembaga lainnya.

7.      Aspek Peran anggota dalam koperasi

Peran serta anggota dalam memajukan dan mengembangkan koperasi dapat ditinjau dari ketepatan pembayaran simpanan,  informasi yang diperoleh, dan kedatangan dalam rapat. Ketepatan anggota dalam pembayarn simpanan pokok menunjukan penilaian sebesar 91% dan pembayaran simpanan wajib secara tepat waktu sebesar 90%. Partisipasi anggota yang hadir dalam rapat anggota tahunan dan rapat anggota gabungan koperasi masih cukup rendah. Sebagian besar anggota sangat mengetahui informasi sebesar 69%, tidak memiliki informasi kegiatan koperasi dengan prosentase 18% dan yang tidak mengetahui informasi 13 %.

MENGENAL PRIORITAS

Setiap orang menginginkan kesuksesan dalam setiap langkah hidupnya. Keinginan itu dapat berupa uang, kekuasaan dan popularitas yang tinggi. Untuk mencapai kesuksesan tersebut kita harus dapat menetukan prioritas dengan tepat. Hal itu dikarenakan waktu yang kita punyai sangatlah terbatas yaitu semua orang mempunyai 24 jam sehari, 7 hari sepekan, 30 hari sebulan dan 365 dalam setahun. Sementara kepentingan kita tidak akan cukup apabila dikerjakan dalam waktu tersebut, begitupun apabila waktu kita ditambah.

Mengingat kegiatan kita terkadang terjadi ditempat berbeda dan tidak mungkin kita berada ditempat berbeda dalam waktu bersamaan. Untuk itu kita perlu menentukan prioritas waktu yaitu dengan menggunkan prinsip pareto yaitu bahwa 20 persen hal terpenting akan menyumbang 80 persen keberhasilan. Hal tersebut dapat diumpamakan apabila anda ingin menjadi seorang pemain bola dan ada mempunyai waktu 100 hari. Maka anda harus mempelajari teknik bermain bola dengan sungguh-sunguh dalam waktu 20 jam sementara sisa waktu yang 80 jam akan anda pergunakan untuk melatih teknik yang anda pelajari berulang sampai mahir.

Penetuan prioritas ini sangatlah penting karena pada akhirnya akan berhubungan dengan efektifitas dan produktifitas kerja. Kunci utama dalam penentuan prioritas yaitu kita harus menentukan mana hal yang penting dan mana hal yang kurang penting.